EFEKTIFITAS PEMBERIAN METODE EDUKASI MENGGUNAKAN
MEDIA BONEKA DAN CERITA TERHADAP KEPATUHAN ANAK USIA PRASEKOLAH MELAKUKAN CUCI
TANGAN
Effectiveness of
Education Method Using Media Puppets and Stories of Compliance Preschool
Children Doing Hand Washing
Ni Made Ayuni Candra Widayanti¹, I Wayan Suardana², I Made Suja³
¹Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Wira Medika PPNI Bali¹
²Poltekkes Denpasar²
³RSUD Sanjiwani Gianyar³
Jl. Kecak no. 9A Gatot Subroto
Timur, Denpasar-Bali, 80239, e-mail: stikes_wikabali@yahoo.co.id
ABSTRAK
Anak memiliki suatu ciri yang khas
yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak saat konsepsi sampai berakhirnya
masa remaja yang berlangsung saling berikatan dan berkesinambungan. Selain
perkembangan fisik, masa anak-anak merupakan periode yang baik dalam
pembentukan perilaku, bentuk dari perilaku yang harus dikembangkan adalah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) salah satunya adalah cuci tangan. Tujuan
penelitian ini adalah menganalisis efektifitas metode edukasi menggunakan
boneka dan cerita terhadap peningkatan kepatuhan melakukan cuci tangan anak
usia prasekolah di TK Kemala Bhayangkari. Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian quasy experimental dengan
pendekatan pre test – post test design
with comparison group yang dilakukan pada 54 sampel yang dibagi menjadi
kelompok boneka tangan 27 orang dan kelompok cerita 27 orang yang diambil
dengan teknik systematic random sampling.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
kepatuhan. Hasil uji Mann Whitney U-Test diketahui nilai p = 0,000 (p<0,05) sehingga
H1 diterima dan Ho ditolak yang artinya metode edukasi menggunakan media boneka
dan cerita efektif terhadap kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci
tangan di TK Kemala Bhayangkari Amlapura 2014. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut, disarankan kepada pihak sekolah untuk selalu memberikan health education tentang cuci tangan
dengan metode edukasi menggunakan media boneka dan cerita.
Kata
Kunci : Edukasi media boneka, cerita, kepatuhan, cuci tangan
ABSTRACT
Children have a unique characteristic that is always growing and evolving since the time of conception until the end of adolescence are linked to each other and continuous underway. In addition to physical development, childhood is a good period in the formation of behavior, forms of behavior that should be developed is a Clean and Healthy Behaviors (PHBS) one of which is hand washing. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of educational methods using puppets and stories to increase hand washing compliance do preschool children in kindergarten Kemala Bhayangkari. This study used an research design approach quasy experimental pre test - post test design with comparison group were performed on 54 samples were divided into groups of 27 people hand puppets and story group 27 people were taken by systematic random sampling technique. Method of data collection is done by using the observation sheet compliance. Results of Mann Whitney U-Test p = 0,000 known values (p <0,05) so that H1 is accepted and Ho is rejected which means educational method using puppet and story media effectively to compliance preschoolers doing hand washing in kindergarten Kemala Bhayangkari Amlapura 2014. Based on these results, it is suggested to the school to always provide health education on hand washing with educational methods using media puppets and stories.
Keywords : Educational Media Puppets, Story, Compliance, Hand Washing
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Alamat
Korespondensi : Amlapura, Bali
PENDAHULUAN
Anak
memiliki suatu ciri yang khas yaitu yang selalu tumbuh dan berkembang sejak
saat konsepsi sampai berakhirnya masa remaja yang berlangsung saling berikatan
dan berkesinambungan. Walaupun terdapat beberapa variasi, namun setiap anak
akan melewati suatu pola tertentu yang merupakan tahap-tahap pertumbuhan dan
perkembangan. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan
berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati (Yusuf,
2010). Perkembangan individu yang sangat pesat terjadi pada masa awal anak-anak
yaitu dari akhir masa bayi hingga usia kira-kira 5 sampai 6 tahun
(Santrock,2002), maka masa ini disebut sebagai masa keemasan (golden period) dan jendela kesempatan (window of opportunity) (Depkes, 2005).
Memasuki
masa prasekolah pertumbuhan berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan
dengan aktifitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya keterampilan dan
proses berpikir. Keterampilan motorik, seperti berjalan, berlari, melompat
menjadi semakin luwes, tetapi otot dan tulang belum begitu sempurna (IDAI,
2002). Selain perkembangan fisik, masa anak-anak merupakan periode yang baik
dalam pembentukan perilaku. Bentuk dari perilaku yang harus dikembangkan adalah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), salah satunya adalah cuci tangan.
Anak merupakan generasi penerus bangsa
yang perlu di jaga kesehatannya, sehingga anak berpotensi sebagai agen
perubahan untuk mempromosikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), baik di
lingkungan sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sekolah juga diharapkan dapat
berperan aktif dalam upaya memberdayakan untuk menuju Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS). Jumlah usia anak sekolah yang cukup besar yaitu 30% dari jumlah
penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS). Lingkungan sekolah yang sehat akan meningkatkan
kualitas para siswa dan siswi yang akan menjadi contoh dan panutan bagi
masyarakat disekitarnya untuk hidup sehat (Triwiyanto, 2008). Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat / Health Promoting School (sekolah yang mempromosikan kesehatan).
Perilaku juga memegang peranan penting
dalam mempengaruhi kepatuhan anak dalam mencuci tangan. Perilaku mencakup tiga
domain utama yaitu pengetahuan, sikap,
dan tindakan (Notoatmodjo, 2006). Pengetahuan yang baik tentang suatu prosedur
dapat menciptakan perilaku yang baik dan mampu mewujudkan kepatuhan. Kepatuhan
adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari
serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
kesetiaan, keteraturan dan ketertiban sikap atau perbuatan yang dilakukan bukan
lagi atau sama sekali tidak dirasakan sebagai beban, bahkan sebaliknya akan
membebani dirinya bilamana ia tidak dapat berbuat sebagaimana lazimnya
(Prijadarminto, 2003).
Salah satu masalah yang sering timbul
akibat tidak melakukan cuci tangan dengan benar adalah diare. Menurut World Health Organization (WHO) pada
tahun 2009, diare adalah penyebab kematian kedua pada anak. Berdasarkan hasil
survey Subdit Surveilans dan Respon KLB Dirjen PP dan PL data tahun 2009 kasus
KLB diare sebanyak 3.037 kasus kematian sebanyak 21 kasus (CFR 0,69%),
sedangkan pada tahun 2010 terdapat kasus KLB diare sebanyak 2.580 dengan
kematian sebesar 77 kasus (CFR 2,98%) (Kemenkes RI, 2011). Menurut Kemenkes RI
(2012), jumlah kasus diare pada tahun 2011 di Bali sebanyak 149.448 orang.
Tangan merupakan pembawa utama kuman
penyakit, oleh karena itu sangat penting untuk diketahui dan diingat bahwa
perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan perilaku sehat yang sangat efektif
untuk mencegah penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare. Mencuci
tangan adalah proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun atau air. Tujuan cuci tangan adalah untuk
menghilangkan kotoran dan debu secara mekanis dari permukaan kulit dan
mengurangi jumlah mikroorganisme (Tietjen dalam Wulandari, 2010).
Berdasarkan studi pendahuluan yang
peneliti lakukan pada tanggal 20 Maret 2014
pada kelas B di TK Kemala Bhayangkari Amlapura masih melihat adanya
kesenjangan yaitu menemukan 5 dari 10 anak usia prasekolah yang tidak melakukan
cuci tangan sebelum dan sesudah makan, dan setelah bermain. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan 10 siswa di TK Kemala Bhayangkari Amlapura,
diperoleh bahwa lebih dari 50% siswa tidak melakukan cuci tangan sebelum dan
sesudah makan maupun setelah bermain, alasannya siswa menganggap tangannya
tidak kotor, selain itu siswa juga tidak mengetahui cara cuci tangan yang baik
dan benar, dan waktu yang tepat untuk mencuci tangan. Metode edukasi yang
pernah diberikan kepada anak usia prasekolah pada kelas B di TK Kemala
Bhayangkari Amlapura sebelumnya adalah metode edukasi dengan media ceramah.
Dari uraian tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang
efektifitas pemberian metode edukasi menggunakan media boneka tangan dan cerita
terhadap kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci tangan di TK Kemala Bhayangkari
Amlapura.
BAHAN DAN METODE
Rancangan
Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan
penelitian quasy experimental dengan
pendekatan pre test-post test design with
comparison group.
Populasi dan
Sampel
Populasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah seluruh siswa di TK Kemala Bhayangkari Amlapura. Sampel yang
digunakan dalam penelitian adalah siswa kelas B sebanyak 78 orang yang
berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik
non-probability sampling dengan
metode systematic random sampling.
Tempat dan Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Kemala
Bhayangkari Amlapura pada bulan Mei
Instrumen
Penelitian
Intrumen yang digunakan untuk pengumpulan
data yaitu lembar observasi kepatuhan yang dirancang sendiri oleh peneliti
sesuai dengan konsep teori tentang cuci tangan.
Prosedur
Pengumpulan Data dan Analisa Data
Setelah mendapatkan persetujuan kemudian
peneliti melakukan observasi kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci
tangan (pretest), kemudian peneliti
memberikan metode edukasi menggunakan media boneka pada kelompok boneka, dan
media cerita pada kelompok cerita selama dua kali seminggu selama satu bulan.
setelah diberikan metode edukasi cuci tangan, lalu dilakukan observasi
kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci tangan (posttest).
Data yang terkumpul kemudian ditabulasi
ke dalam matriks pengumpulan data dan
kemudian dilakukan analisis data. Untuk menganalisa kepatuhan anak usia
prasekolah melakukan cuci tangan pada kelompok boneka dan kelompok cerita
sebelum dan sesudah diberikan metode edukasi cuci tangan menggunakan uji
statistik Wilcoxon Signed Rank Test dengan
tingkat signifikansi < 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%. Efektifitas
pemberian metode edukasi menggunakan media boneka dan cerita terhadap kepatuhan
anak usia prasekolah melakukan cuci tangan dianalisa menggunakan uji statistik Mann Whitney U-Test, dengan tingkat
signifikansi p < 0,05 dan tingkat kepercayaan 95%.
HASIL PENELITIAN
Hasil perubahan tingkat kepatuhan cuci
tangan pada kelompok boneka dan hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Gambaran Perubahan Tingkat
Kepatuhan Cuci Tangan dan Hasil Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test Efektifitas Pemberian Metode Edukasi
Menggunakan Media Boneka Terhadap Kepatuhan Anak Usia Prasekolah Melakukam Cuci
Tangan di TK Kemala Bhayangkari Tahun 2014
No
|
Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan
|
Pretest
|
Postest
|
f
|
%
|
f
|
%
|
1
|
Patuh
|
3
|
11
|
27
|
100
|
2
|
Kurang Patuh
|
23
|
85
|
0
|
0
|
3
|
Tidak Patuh
|
1
|
4
|
0
|
0
|
|
Total
|
27
|
100
|
27
|
100
|
|
Post_Boneka - Pre_Boneka
|
Z
|
-4.554a
|
Asymp.
Sig. (2-tailed)
|
.000
|
Berdasarkan data di atas pada penilaian
awal (pretest) pada kelompok boneka
sebelum diberikan edukasi menggunakan media boneka ditemukan hasil dari 27
responden sebanyak 23 (85%) responden tergolong kurang patuh. Setelah diberikan
metode edukasi cuci tangan, kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci
tangan mengalami peningkatan yang signifikan yang terlihat pada meningkatnya jumlah
anak dengan tingkat kepatuhan yang tergolong patuh menjadi 27 (100%) responden.
Hasil uji statistik Wilcoxon Signed Rank
Test yang diperoleh pada tingkat kemaknaan α=0,05% dengan nilai (p) yang
diperoleh sebesar 0,000; (nilai p< 0,05) maka Ho ditolak. Jadi dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara edukasi menggunakan media
boneka terhadap kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci tangan di TK
Kemala Bhayangkari Amlapura 2014
Hasil perubahan tingkat kepatuhan cuci
tangan pada kelompok cerita dan hasil uji statistik dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2.
Gambaran Perubahan Tingkat
Kepatuhan Cuci Tangan dan Hasil Uji Statistik Wilcoxon Signed Rank Test Efektifitas Pemberian Metode Edukasi
Menggunakan Media Cerita Terhadap Kepatuhan Anak Usia Prasekolah Melakukam Cuci
Tangan di TK Kemala Bhayangkari Tahun 2014
No
|
Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan
|
Pretest
|
Postest
|
f
|
%
|
f
|
%
|
1
|
Patuh
|
0
|
0
|
21
|
56
|
2
|
Kurang Patuh
|
27
|
100
|
6
|
44
|
Total
|
27
|
100
|
27
|
100
|
|
Post_Cerita - Pre_Cerita
|
Z
|
-4.520a
|
Asymp.
Sig. (2-tailed)
|
.000
|
Berdasarkan data di atas menunjukkan
bahwa penilaian awal pada kelompok cerita, semua responden memiliki tingkat
kepatuhan yang tergolong kurang patuh yaitu sebanyak 27 (100%) responden.
Setelah diberikan metode edukasi cuci tangan, kepatuhan anak usia prasekolah
melakukan cuci tangan mengalami peningkatan yang signifikan yang terlihat pada
meningkatnya jumlah anak dengan tingkat kepatuhan yang tergolong patuh menjadi
21 (56%) responden. Hasil uji statistik Wilcoxon
Signed Rank Test diperoleh hasil pada tingkat kemaknaan α = 0,05%, dengan
nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,000 dengan demikian Ho ditolak. Hal ini
menunjukkan ada perubahan yang signifikan antara nilai pretest dengan posttest
pada kelompok cerita.
Teknik analisa data yang digunakan untuk
uji hipotesis dengan menggunakan uji Mann
Whitney U-Test. Analisa data dilakukan untuk mengetahui efektifitas
pemberian metode edukasi menggunakan media boneka dan cerita terhadap kepatuhan
anak usia prasekolah melakukan cuci tangan yang diukur dengan observasi. Hasil
uji statistik dapat dilihat dalam tabel 3
Tabel 3.
Gambaran Perubahan Tingkat
Kepatuhan Cuci Tangan dan Hasil Uji Statistik Mann Whitney U-Test Efektifitas Pemberian Metode Edukasi
Menggunakan Media Boneka dan Cerita Terhadap Kepatuhan Anak Usia Prasekolah
Melakukam Cuci Tangan di TK Kemala Bhayangkari Tahun 2014
Kepatuhan Melakukan Cuci Tangan
|
Kelompok Cerita
|
Kelompok Boneka
|
Pretest
|
Postest
|
Pretest
|
Postest
|
Patuh
|
0
|
21
|
3
|
27
|
Kurang Patuh
|
27
|
6
|
23
|
0
|
Tidak Patuh
|
0
|
0
|
1
|
0
|
Jumlah
|
27
|
27
|
27
|
27
|
|
Skor
|
Mann-Whitney U
|
23.000
|
Wilcoxon W
|
401.000
|
Z
|
-5.967
|
Asymp. Sig. (2-tailed)
|
.000
|
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 27 sampel
anak yang diteliti sebelum diberikan edukasi menggunakan media boneka pada
kelompok boneka, diketahui bahwa tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan yang
tergolong kurang patuh sebanyak 23 responden. Kelompok cerita yang juga terdiri
dari 27 sampel anak, tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan yang tergolong
kurang patuh yaitu sebanyak 27 responden. Setelah diberikan edukasi menggunakan
media boneka pada kelompok boneka yaitu 27 sampel anak yang diteliti, diketahui
bahwa semua responden memiliki tingkat kepatuhan melakukan cuci tangan yang
tergolong patuh dengan jumlah 27 responden. Dari 27 sampel anak pada kelompok
cerita sebagian besar memiliki tingkat kepatuhan yang tergolong patuh dengan
jumlah 21 responden. Hasil uji statistik Mann
Whitney U-Test diperoleh hasil pada tingkat kemaknaan α=0,05 dengan nilai
(p) yang diperoleh sebesar 0,000 dengan demikian H1 diterima dan Ho ditolak.
Hal ini menunjukkan bahwa edukasi menggunakan media boneka dan media cerita
efektif terhadap peningkatan kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci
tangan. Nilai rata-rata eksperimen menggunakan media boneka lebih tinggi
daripada menggunakan media cerita, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media
boneka lebih efektif digunakan sebagai metode edukasi cuci tangan daripada
menggunakan media cerita.
PEMBAHASAN
Berdasarkan data yang diperoleh melalui
analisis bivariat diketahui bahwa
hasil pretest dari 27 responden pada
kelompok boneka yang diteliti sebelum diberikan edukasi menggunakan boneka 23
(85%) responden dengan tingkat kepatuhan yang tergolong kurang patuh.
Pengukuran tingkat kepatuhan pada kelompok cerita didapatkan data bahwa semua
responden tingkat kepatuhannya tergolong kurang patuh yaitu 27 (100%)
responden. Hasil pengukuran posttest menunjukkan
bahwa kepatuhan melakukan cuci tangan pada anak usia prasekolah terlihat
mengalami peningkatan yang signifikan yaitu jumlah anak yang tingkat kepatuhan
tergolong patuh menjadi 27 (100%) responden. Hasil pada kelompok cerita
didapatkan data bahwa tingkat kepatuhan yang tergolong patuh menjadi 21 (56%)
responden. Berdasarkan hasil penelitian tersebut peneliti beropini bahwa
kurangnya pendidikan kesehatan dengan metode baru yang menarik tentang cuci
tangan mempengaruhi tingkat kepatuhan cuci tangan pada anak usia prasekolah.
Bukti tersebut dapat dilihat dari tingkat kepatuhan anak yang mengalami
perubahan pada kelompok cerita hanya 21 responden. Perubahan ini sangat berbeda
dengan perubahan yang terjadi pada kelompok boneka yang mendapatkan edukasi
menggunakan media boneka yang terjadi sebanyak 27 responden. Efektifitas
pemberian metode edukasi menggunakan media boneka dan cerita telah dilakukan
uji statistik Mann Whitney U-Test pada
tingkat kemaknaan α=0,05 dengan nilai (p) yang diperoleh sebesar 0,000. Hasil
analisis tersebut menunjukkan pemberian metode edukasi menggunakan media boneka
dan cerita efektif terhadap peningkatan kepatuhan melakukan cuci tangan pada
anak usia prasekolah di TK Kemala Bhayangkari Amlapura Tahun 2014. Hasil
penelitian ini sesuai dengan teori Notoatmodjo (2010) yang mengatakan
faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan salah satunya adalah adanya faktor
pendukung (enabling factor), faktor
pendukung yaitu faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi perilaku atau
tindakan. Faktor pendukung merupakan sarana dan prasarana atau fasilitas untuk
terjadinya perilaku kesehatan, misalnya pemberian metode edukasi baru yang
efektif sebagai sarana untuk meningkatkan kepatuhan melakukan cuci tangan dan
penyediaan sabun dan air bersih untuk mencuci tangan. penelitian yang telah
dilakukan Vivianita (2012) didapatkan data pretest
dan postest pada kelompok penyuluhan
kesehatan menggunakan metode cerita boneka tangan. Setelah dilakukan uji Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan
hasil signifikansi sebesar 0,000 sehingga penggunaan metode cerita boneka
tangan efektif untuk digunakan sebagai penyuluhan kesehatan karena terjadi
peningkatan keterampilan gosok gigi. Melalui metode cerita menggunakan boneka
tangan anak diajak berkomunikasi, berfantasi, berkhayal, dan mengembangkan
kognisinya, cerita bisa menjadi metode pembelajaran yang menyenangkan karena
selain berisi hiburan (entertaint),
cerita juga menjadi metode pembelajaran yang tidak menggurui dan fleksibel
sehingga materi penyuluhan yang disampaikan akan mudah diserap oleh anak usia
4-6 tahun.
SIMPULAN DAN
SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap 54
responden yaitu 27 responden sebagai kelompok boneka dan 27 responden sebagai
kelompok cerita di TK Kemala Bhayangkari Amlapura tentang efektifitas pemberian
metode edukasi menggunakan media boneka dan cerita terhadap kepatuhan anak usia
prasekolah melakukan cuci tangan dapat disimpulkan berdasarkan hasil penelitian
dari 54 orang yang diteliti, setelah diberikan edukasi cuci tangan menggunakan
media boneka jumlah anak yang tingkat kepatuhannya tergolong patuh menjadi 27
responden. Pada kelompok cerita dari 27 responden hanya 21 anak yang tingkat
kepatuhannya menjadi patuh. Hasil uji statistik pada kelompok boneka dan
kelompok cerita dengan uji Wilcoxon
Signed Rank Test pada tingkat kemaknaan α=0,05 dengan nilai (p) yang
diperoleh sebesar 0,000 dengan demikian Ho ditolak, hal ini menunjukkan ada
perubahan yang signifikan antara nilai pretest
dengan posttest pada kelompok cerita
maupun kelompok boneka. Hasil uji statistik Mann
Whitney U-Test pada tingkat kemaknaan α=0,05 dengan nilai (p) yang
diperoleh sebesar 0,000 dengan demikian H1 diterima dan Ho ditolak, hal ini menunjukkan
bahwa edukasi menggunakan media boneka dan media cerita efektif terhadap
peningkatan kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci tangan. Nilai
rata-rata eksperimen menggunakan media boneka lebih tinggi daripada menggunakan
media cerita, hal ini menunjukkan bahwa penggunaan media boneka lebih efektif
digunakan sebagai metode edukasi cuci tangan daripada menggunakan media cerita.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian di TK Kemala
Bhayangkari Amlapura angka kepatuhan anak usia prasekolah melakukan cuci tangan
masih dalam kategori kurang patuh, diharapkan bagi tenaga kesehatan dapat
memberikan health education atau
penyuluhan kepada orang tua, pihak sekolah dan masyarakat mengenai pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat terutama melakukan cuci tangan
Berdasarkan data yang
didapatkan peneliti di TK Kemala Bhayangkari Amlapura angka kepatuhan anak usia
prasekolah melakukan cuci tangan masih dalam kategori kurang patuh diharapkan
pihak sekolah mampu menerapkan edukasi menggunakan media boneka secara teratur
dan berkesinambungan dalam meningkatkan kepatuhan anak usia prasekolah
melakukan cuci tangan dan mampu menerapkan SOP cuci tangan sebagai acuan dalam
pelaksanaannya.
Kepada peneliti selanjutnya, agar dapat
mengoptimalkan pengukuran tingkat kepatuhan anak menggunakan lembar observasi
kepatuhan dengan meningkatkan pendekatan pada anak, melibatkan peneliti
pendamping, dan dapat mengendalikan faktor perancu untuk mengurangi bias dalam
penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Kesehatan RI. 2005. Pedoman
Pelaksanaan
Stimulasi, Deteksi dan
Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Dirjen Binkesmas, DepKes RI
IDAI.
2002. Tumbuh Kembang Anak dan
Remaja. Edisi
Pertama, Jakarta :
Sagung
Seto
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
2011.
Situasi Diare di Indonesia.
Available : http://www.depkes.go.id//downloads/Buletin%20Diare_Final.pdf
(30 Maret 2014)
______.
2012 . Profil Data Kesehatan
Indonesia Tahun 2011. Jakarta : Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia
Notoatmodjo.
2006. Ilmu Kesehatan
Masyarakat,
Prinsip-prinsip dasar.
Jakarta : Rineka Cipta
______.
2010. Metodologi Penelitian
Kesehatan.
Jakarta: PT Rineka Cipta
Prijadarminto.
(2003). Kepatuhan sebagai
suatu perilaku. Jakarta :
CV Balai Pustaka
Santrock, J.W. 2002. A Tropical Approuch to
Life-Span Development
Perkembangan Masa Hidup. Boston,
Mc. Graw Hill
WHO.
2009. Clean Hands Protection.
Available http://www.who.int/gpsc/clean_hands_protection/en/ (1 April 2014)
Yusuf,
Syamsu. 2010. Psikologi
Perkembangan
Anak dan Remaja.
Bandung : PT Remaja Rosdakarya